Apakah Anda sudah berkeluarga dan sering kesulitan dalam merencanakan dan mengatur keuangan keluarga? Jika Anda menjawab iya, permasalahan tersebut harus segera dicarikan solusinya karena apabila terus dibiarkan, besar kemungkinan Anda akan mengalami masalah keuangan yang berujung pada terjebaknya Anda dalam utang. Sadari bahwa masalah ini akan membuat Anda dan keluarga tidak bisa menjalani kehidupan dengan tenang karena selalu dihantui tagihan atau cicilan utang setiap bulan. Apakah Anda mau terus menerus hidup seperti itu? Untuk itu, rencanakan keuangan keluarga Anda sebaik-baiknya mulai dari sekarang agar hidup Anda tak terus-terusan terjebak dalam masalah keuangan. Caranya?

Rencanakan semua pengeluaran per bulan

Pengeluaran keluarga bisa dibedakan menjadi pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan. Contoh pengeluaran harian adalah belanja dapur, uang makan siang, dan parkir dan untuk pengeluaran mingguan adalah bensin, uang jajan anak, iuran keamanan, daging dan buah. Sementara itu, untuk pengeluaran bulanan adalah biaya listrik, telpon, sekolah anak, dan lain sebagainya. Semua pengeluaran ini harus diatur sebaik mungkin agar tak besar pasak daripada tiang. Oya, permasalahnya adalah sebagian besar orang sudah menyadari hal ini tapi mereka tetap mengalami masalah keuangan. Mengapa demikian? Penyebab utama dari masalah ini biasanya adalah gaya hidup yang diterapkan. Mereka biasanya tidak bisa berhemat dan inginnya hanya menghambur-hamburkan uang. Sebagai contoh, mereka membiarkan listrik terus menerus menyala selama 24 jam, membeli bahan-bahan makanan yang harganya mahal setiap hari, gonta-ganti baju baru dan gadget baru, dan lain sebagainya.

Sadari berapa banyak gaji Anda per bulan dan mulai terapkan gaya hidup hemat. Ajarkan juga hal ini kepada pasangan dan anak agar mereka tak boros menghabiskan uang. Btw, berikut adalah panduan umum rencana keuangan keluarga yang bisa Anda jadikan referensi:

  • 5% untuk zakat, infak, dan sedekah
  • 50% untuk biaya hidup rutin
  • 10% untuk dana darurat dan premi asuransi (jika Anda membeli asuransi)
  • 10% untuk tabungan
  • 15% untuk investasi
  • 10% untuk biaya menyenangkan diri: belanja, jalan-jalan, nonton bioskop, dan lain-lain

Anyway, kebanyakan orang tidak benar-benar menyiapkan dana darurat mereka karena mereka berpikir bahwa dana tersebut bisa diambil dari tabungan. Hal ini tidak salah tapi alangkah baiknya pos pengeluaran untuk dana darurat dipisah dengan pos tabungan. Angka 10 persen untuk dana darurat seperti disebutkan di atas bisa ditambah apabila memang dibutuhkan. Bagaimana dengan Anda sendiri? Sudah punya anggaran untuk dana darurat? Jika belum, segera bikin anggarannya karena dengan adanya dana darurat ini, ketika Anda mengalami musibah, Anda tak perlu khawatir lagi karena sudah memiliki dana untuk menanggung kerugian.

Pastikan bahwa cicilan bulanan bisa dibayar tanpa banyak memakan pendapatan

Membeli produk dengan cara dicicil atau kredit adalah sesuatu yang lumrah saat ini. Selain tidak mengeluarkan uang dalam jumlah banyak dalam satu kali pembayaran, hal ini juga bisa menghemat pengeluaran. Apalagi jika bunganya nol persen dan tidak dibutuhkan persyaratan yang ribet. Tak heran apabila kebanyakan orang-orang yang sudah berkeluarga memiliki banyak barang-barang kreditan di rumah mereka, entah itu blender, sofa, televisi, dan lain sebagainya. Apabila Anda pun melakukan hal yang sama, itu tidaklah masalah. Namun, ingat untuk memastikan bahwa cicilan bulanan tak lebih dari 30% dari gaji Anda. Syukur-syukur apabila cicilan tersebut hanya 10-15% dari jumlah gaji Anda, itu akan sangat berguna untuk membatasi pengeluaran. Oleh sebab itu, apabila Anda ingin membeli produk dengan cara dicicil, tanyakan dulu berapa besar cicilannya dan berapa lama masa cicilannya. Kemudian, bandingkan dengan jumlah gaji Anda dan bila lebih dari 30% sebaiknya tunda keinginan Anda untuk membeli barang tersebut kecuali Anda ingin membuat pengeluaran Anda lebih besar dari pendapatan dan kondisi keuangan jadi kacau. Alternatif lain yang bisa Anda lakukan adalah mencari penjual lain yang memberikan cicilan jauh lebih ringan.

Bagaimana dengan orang-orang yang melakukan pembelian rumah atau kendaraan roda empat secara kredit? Bukankah jumlah cicilan dari kedua aset tersebut di atas 30%? Perlu diketahui bahwa orang-orang yang membeli rumah atau mobil dengan cara mencicil sudah memiliki pendapatan yang lumayan besar per bulannya sehingga wajar jika jumlah kreditan mereka per bulan bisa mencapai 40% atau pun lebih. Orang-orang ini pun pastinya sudah siap membayar cicilan tersebut. Di samping itu, pihak penjual rumah atau mobil tidak akan mau memberikan kreditan apabila si pembeli tidak memiliki penghasilan tinggi dan tetap karena hal tersebut bisa merugikan mereka, seperti masalah penunggakan cicilan. Sebagai contoh, apabila Anda memiliki gaji 3 juta rupiah per bulan dan angsuran mobil Anda paling kecil adalah 2,5 juta per bulan, tentu si penjual akan menolak permintaan kredit mobil Anda. Masalahnya adalah adanya pemalsuan data gaji si pembeli yang katanya tinggi sehingga perusahaan mau memberikan kreditan atas mobil tersebut.

Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda sanggup membayar cicilan rumah dan mobil dengan gaji Anda sekarang? Jika tidak, cicil satu per satu dan dahulukan untuk membeli rumah terlebih dahulu. Sementara itu, untuk kredit mobil, jika penghasilan Anda pas-pasan, sebaiknya JANGAN!

Batasi penggunaan kartu kredit dan penarikan uang tunai

Bila Anda dan pasangan sudah memegang kartu kredit masing-masing, batasi untuk tidak menggunakannya setiap saat. Apabila hal ini terus menerus dilakukan, tagihan di akhir bulan akan meningkat tajam dan Anda akan kesulitan untuk membayarnya. Begitu juga halnya dengan penarikan uang tunai di ATM. Disarankan untuk tidak melakukannya secara kontinu, apalagi Anda sudah memiliki anggaran pengeluaran yang jelas. Ini artinya bahwa Anda hanya boleh melakukan penarikan uang tunai sesuai dengan jumlah pengeluaran. Apabila Anda sering lupa diri dan sengaja melakukan tindakan ini, Anda tidak akan sadar bahwa saldo di tabungan Anda sudah menipis. Di lain sisi, apabila kartu ATM Anda dipegang oleh istri, minta dia untuk melakukan hal yang sama dan melaporkan kepada Anda setiap kali ingin melakukan penarikan agar tak salah paham.

Rencanakan keuangan keluarga Anda sebaik mungkin dan pastikan untuk tidak membiarkan pengeluaran melebihi pendapatan.