Lima Tantangan Berinvestasi Bagi Kaum Milenial

Berinvestasi adalah bagian yang tidak bisa lagi dipisahkan dari keseharian keuangan seseorang. Dalam perencanaan keuangan, investasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses mencapai kemakmuran seseorang karena investasi adalah tindakan untuk mencapai kemakmuran di masa depan.

Seseorang berinvestasi dengan mengharapkan suatu hasil yang lebih baik di masa depan. Harapan tadi tergambar dalam tujuan yang ingin dicapai oleh investor. Investor milenial adalah investor muda yang memiliki kemampuan, waktu dan kesempatan untuk mencapai hal itu. Harus diakui saat ini terdapat banyak sekali produk investasi milenial yang bisa menjadi pilihan disamping produk investasi tradisional yang juga tidak kalah ‘greget’nya.

Peer to peer, crowdfunding, social investment adalah beberapa produk milenial yang mungkin sedang tumbuh saat ini, reksadana, saham, obligasi, emas dan beberapa produk tradisional lainnya masih tetap memperlihatkan kejayaannya walaupun gempuran investasi milenial tadi ada.

Banyak pilihan bukan berarti makin mudah, karena di sisi lain ada tantangan berbeda bagi kaum milenial yang membuat rencana investasi hanya menjadi rencana bahkan menjadi kegagalan. Tantangan ini bila tidak diketahui dan diantisipasi, bisa menjadi penghancur investasi kaum milenial.

 

  1. Dominasi Keinginan

Kita mulai dengan membahas dari dalam. Setiap orang memiliki keinginan, sebab dengan keinginan itu orang termotivasi untuk tumbuh dan lebih baik. Ingin punya mobil lebih baik, baju dengan merk tertentu, makan di salah satu rumah makan mewah adalah hal wajar sepanjang itu mampu dan tidak terus menerus. Namun ketika keinginan tadi dilakukan terus, dan itu adalah keinginan konsumtif, jangan heran investasi menjadi gagal karena dana investasi habis oleh keinginan konsumtif tadi.

 

  1. Pergaulan Konsumtif

Kelebihan zaman milenial adalah kita bisa bergaul di mana saja. Bersosialisasi lebih banyak dilakukan di gadget. Dengan perangkat PC atau tablet dan handphone kita bisa bergaul. Dan seperti dua sisi mata uang, pergaulan bisa memberi dampak positif atau negatif. Sering kali pergaulan itu membuat kita menjadi sangat konsumtif. Misal foto mobil baru teman yang membuat kita ingin juga memiliki mobil yang sama, foto restoran mewah yang menjadikan kita rela berutang untuk makan di sana hanya untuk terlihat eksis, atau perjalanan travel mahal agar dikagumi oleh teman-teman kita walaupun itu mengorbankan tabungan pendidikan anak. Jadi pergaulanmu membuat investasimu gagal.

 

  1. E-commerce

Harus diakui belanja memang lebih menyenangkan daripada berinvestasi. Bayangkan dengan uang yang sama, Anda akan mendapatkan barang atau jasa yang langsung Anda bisa nikmati saat ini dan bukan besok atau tahun depan bahkan bisa jadi 10 tahun lagi. Jadi hati-hati dengan kebiasaan belanjamu, bisa menghancurkan masa depanmu.

 

  1. Instant Debt

Mau uang cepat? Saat ini uang sangat mudah didapat, termasuk dalam berutang. Dua puluh tahun lalu hanya sedikit orang yang diberikan keistimewaan untuk bisa memiliki kartu kredit yang bisa membuat kita tidak harus membayar dulu konsumsi kita. Tapi saat ini, tawaran itu sangat mudah kita temui dan dengan mudah pula persetujuan itu diberikan. Utang berlebihan membuat investor gagal dalam investasinya.

 

  1. Hoax Investment

Kecepatan dan kebebasan informasi mendatangkan kebaikan juga pasti keburukan. Salah satunya adalah investasi. Sangat banyak sekali saat ini tawaran investasi yang memberikan janji hasil besar dan cepat. Zaman milenial membuat tawaran hoax tadi lebih cepat sampai ke hadapan kita. Kalau bisa dapat hasil 10% per bulan dalam waktu 1 bulan, kenapa harus tunggu hasil 20% per tahun? Begitu mungkin pemikiran mereka. Tidak salah sih, hanya saja perlu diresapi bahwa dengan tingginya hasil maka tinggi pula risiko dan kegagalannya. Jadi sangat tidak mengherankan banyak orang terjebak di investasi hoax yang awalnya terlihat cantik tapi akhirnya menyakiti.

 

Berinvestasi adalah keharusan, namun memang harus diakui tantangannya pun tidak sedikit. Jadi bagi kaum milenial, tantangan dalam berinvestasi harus bisa diatasi, karena masa depan Anda harus Anda ciptakan mulai saat ini.

Comments are closed.