Investasi dengan Sistem Kemitraan

Sekali lagi sebuah tawaran investasi unik mampir di salah satu email yang saya miliki. Sebuah tawaran investasi sistem kemitraan yang saya kira cukup unik tidak kalah dengan investasi pohon jati yang saya ulas di media ini beberapa waktu lalu.

 

Pola Kemitraan

Produk ini menamakan sistem mereka dengan pola kemitraan dimana artinya kita ikut serta berperan aktif dalam usaha bisnis ini. Walaupun terkesan baru, sebenarnya sistem yang mirip dengan ini telah cukup lama ada dan berjalan. Sebut saja misalnya reksadana, di mana investor ikut serta ‘menyumbangkan’ dananya untuk pengembangan modal reksadana tadi. Atau di bisnis riil kita mengenal sistem franchise. Walaupun tidak sama persis, namun kalau kita ambil garis merahnya, bisa dikatakan sama. Dengan menyerahkan sejumlah dana, kita memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam usaha yang dijalankan.

Apa perbedaannya dengan menyetor dana ke perbankan atau membeli saham? Perbedaannya terletak pada adanya pihak manajemen yang mengelola dana kita tersebut untuk dikembangkan dan kemudian memberikan hasil kepada kita. Dan satu lagi dana yang kita setorkan secara transparan diketahui untuk apa penggunaannya. Misalnya dalam reksadana saham, dana yang kita punya diinvestasikan ke saham A, B atau C akan tergambar jelas dalam laporan bulanan yang kita terima. Juga pada franchise, dana kita diinvestasikan untuk membeli bahan baku guna pengembangan usaha. Bila toko untuk membeli bahan dagangan, bila restoran untuk bahan baku. Bandingkan dengan tabungan atau deposito di bank. Walaupun ada pihak ketiga yaitu perbankan yang mengelola dana tersebut; apakah kita pernah tahu kepada siapa dana tersebut dipinjamkan?

Jadi pola kemitraan ini memberikan alternatif investasi yang bisa menjadi pilihan diantara puluhan atau bahkan ribuan tawaran yang ada.

 

Contoh Bagi Hasil dari Mitra Usaha

Tawaran dalam email yang saya maksud adalah tawaran sebagai mitra usaha di bidang otomotif bagi hasil dari salah satu perusahaan bidang transportasi yang telah merambah ke bidang lain yang lebih luas seperti travel agent, persewaan kendaraan, alat berat dan sebagainya.

Perusahaan ini menawarkan pola kemitraan agar investor bisa berperan dalam mengembangkan usaha yang mereka jalankan. Dengan lima lini usaha yang dimiliki saat ini, perusahaan mengilustrasikan perkembangan usaha mereka cukup baik 3 sampai 5 tahun ke depan sehingga sangat layak untuk dilirik sebagai partner usaha investor. Dari berbagai lini usaha, saat ini bisnis transportasi dan alat berat merupakan andalan yang ditawarkan. Untuk transportasi sebagai contoh, mereka menawarkan keikutsertaan dalam usaha persewaan kendaraan. Dengan investasi minimal sebesar Rp100 juta, investor diberikan pilihan tingkat keuntungan yang beragam sesuai berapa lama dana yang berani diinvestasikan. Untuk investasi 1 tahun, perusahaan berani memberikan imbal hasil fixed atau tetap sebesar 1,6% per bulan atau setara dengan sekitar 20% per tahun.Untuk jangka waktu lebih lama, tentunya mereka memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Imbal hasil 1,7% per bulan atau sekitar 20.5% per tahun untuk lama investasi 2 tahun. Jangka waktu 3 tahun sebesar 1,8% per bulan dan terlama sebesar 1,9% per bulan untuk jangka 4 tahun. Jadi bisa dilihat bahwa tawaran hasil memang lebih tinggi dari hasil produk keuangan lainnya yang fixed seperti deposito atau obligasi sekalipun.

Bagaimana cara kerja kemitraan ini, mungkin perlu kita pelajari pula. Kenapa dinamakan program kemitraan, tentunya cara kerja investasi ini bisa menggambarkan.

Kita buat contoh bila kita menginvestasikan Rp100 juta ke lini bisnis rental kendaraan yang mereka miliki. Dana kita sebesar Rp100 juta tadi akan digunakan oleh perusahaan tersebut sebagai dana awal atau down payment untuk membeli 4 kendaraan baru sebagai sarana untuk menjalankan usaha rental tadi. Jadi dengan dana Rp100 juta dari kita, perusahaan sebagai manajemen akan membeli 4 kendaraan baru yang disewakan per bulan secara tetap sebesar Rp4 juta per bulan. Sehingga dari sinilah diharapkan dana investasi kita akan berkembang dan bisa memberikan hasil optimal tiap bulan.

Dari penawaran yang saya dapatkan, dengan 100 juta untuk investasi selama 4 tahun kita akan mendapatkan hasil pengembalian sebesar 1.9% x (12 bulan x 4 tahun) jadi sekitar 91,2%. Artinya dengan dana Rp100 juta, kita mendapatkan hasil total 91,2 juta dalam waktu 4 tahun. Plus pengembalian dana kita di tahun keempat. Bagi hasil yang ditawarkan, dibayarkan per bulan, di mana pada saat perjanjian dibuat, mereka telah memberikan bilyet giro yang telah ditandatangani oleh perusahaan dengan besaran dana sebesar persentase yang ditawarkan. Perjanjian dilakukan secara notariil, dan diharapkan dengan hal ini semua pihak merasa nyaman dan tentunya untuk pihak investor lebih aman.

Walaupun sepertinya menguntungkan, tetap harus diperhatikan bahwa dalam ilmu investasi makin besar hasil akan makin besar pula kemungkinan kegagalan pencapaiannya. Jadi sikap kehati-hatian dari investor tetap perlu. Investasi di sektor riil seperti yang ditawarkan perusahaan di atas memang memberikan tawaran investasi yang menarik. Namun risiko sektor riil juga cukup tinggi. Pemutusan kontrak secara sepihak antara pihak yang menyewa mobil dan perusahaan tersebut bisa saja terjadi. Tidak adanya pasar yang bersedia menyewa kendaraan tersebut juga mungkin terjadi khususnya di saat krisis seperti ini.

Jadi keputusan tetap di tangan Anda investor….

 

 

RINGKASAN

Kelebihan

  • Memberikan hasil yang cukup tinggi lebih tinggi dari deposito
  • Hasil yang ditawarkan bersifat tetap tiap bulan

Kekurangan

  • Bukan produk yang dijamin pencapaiannya
  • Dana diinvestasikan ke sektor riil yang risikonya cukup tinggi

Comments are closed.